KEPULAUAN MERANTI, BKKBN — Bertempat di Balai Penyuluhan Tebing Tinggi, Selat Panjang, Kepulauan Meranti, Riau, Tim Kerja Hubungan antar Lembaga, Advokasi KIE dan Kehumasan BKKBN Riau, menggelar kegiatan KIE bagi kelompok komunitas.
Kali ini KIE menyasar komunitas adat yang merupakan suku asli Kabupaten Kepulauan Meranti. Sebanyak 25 orang suku Akit yang berasal dari Desa Sesap dan Desa Kundur mengikuti pertemuan yang dilaksanakan di siang yang cukup terik itu.
Sengaja diundang sebagai narasumber tim pakar Audit Kasus Stunting yang juga merupakan anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kepulauan Meranti, Raudhatun Nikmah S.Gz. Ia menjelaskan tentang stunting, penyebab dan pencegahannya.
test code
Nikmah menjelaskan anak yang bahagia akan berpengaruh baik bagi perkembangan dirinya. Karena itu, orang tua hendaknya tidak hanya memperhatikan makanan sehat yang tidak harus mahal namun bergizi, tapi juga memperhatikan perkembangan mental anak karena akan mempengaruhi tumbuh kembang ketika mereka dewasa.
“Proses tumbuh kembang paling cepat terjadi pada malam hari, sehingga jangan biarkan anak anak tidur larut malam,” ujar Nikmah.
Salah satu peserta bernama Sapingi tertarik dengan penjelasan narasumber terkait kenapa asap rokok menyebabkan stunting pada anak. Pasalnya, dia sendiri adalah seorang perokok dan baru pertama kali diundang pada kegiatan seperti ini.
Nikmah menjelaskan tentang bahaya paparan asap rokok bagi perokok pasif seperti ibu hamil. Katanya, asap rokok mengandung karbon monoksida yang berbahaya bagi kesehatan. Jika karbon monoksida masuk ke dalam darah kemudian darah tidak dapat mengikat oksigen, maka tubuh akan kekurangan oksigen.
Begitu juga bayi yang masih di dalam kandungan. Jika ibunya terus menerus menghirup asap rokok maka bayi nya akan kekurangan oksigen, sehingga ketika dilahirkan akan bertubuh kecil.
Peserta sangat antusias mendengarkan paparan narasumber karena menurut pengakuan, mereka jarang terpapar informasi ini.
Di akhir pertemuan, Ketua Pokja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi KIE dan Kehumasan, Sri Wahyuni berharap informasi yang diterima peserta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
“Anak anak harus terhindar dari stunting. Karena merekalah yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan. Dua puluh tahun akan datang mereka yang akan mengisi pembangunan ini. Oleh karena itu cegah stunting sedari dini,” ujar Sri Wahyuni.*
Fakultas Smart Campus Lembaga Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Digital Library E-Journal E-Journal
Fakultas Bahasa dan Seni E-Learning E-Learning
Fakultas Matematika dan IPA Portal Portal
Fakultas Ilmu Sosial
Fakultas Teknik
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ekonomi
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan
Pascasarjana
Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Fakultas Kedokteran
bintan bunting
Test
Iwing
Y
praja
Keren BKKBN